Powered By Blogger

Sabtu, 20 Oktober 2012

Branding


Brand berasal dari kata brandr yang artinya membakar, dimana pada saat itu
digunakan untuk mencap ternak guna membedakan kepemilikan ternak tersebut. Menurut
American Marketing Association, brand dapat diartikan sebagai nama, tanda, simbol, desain,
atau kombinasi antaranya yang berfungsi untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari
suatu produsen, untuk membedakan produk mereka dalam pasar yang penuh persaingan.
(Keller, K.L, 2003, p3).
Fungsi brand sebagai pembeda suatu produk dengan produk lainnya adalah hal yang
sangat penting. Semakin sering ataupun semakin unik suatu brand, maka secara tidak
langsung akan mudah bagi customer untuk mengingatnya. Brand bisa menjadi mind set bagi
seseorang jika seseorang itu telah mengalami komunikasi (proses pengiriman pesan) dan
pengalaman terhadap brand tersebut berdasarkan pengalaman emosional ataupun telah
mengalami fungsi dari produk suatu brand tersebut(Keller, K.L., 2003, p4).
Brand Equity
Konsep brand equity (kewajaran merek) mencerminkan pentingnya suatu brand
dalam strategi marketing. Brand equity mencerminkan semua atribut yang menempel dari
brand tersebut dan dapat dikaitkan dengan fakta bahwa perbedaan biaya pengeluaran
marketing dari suatu produk atau jasa dapat disebabkan oleh nama brand itu sendiri.
Brand Awareness
Berdasarkan Customer Based Brand Equity, proses membangun brand yang kuat
terdiri dari empat tahap :
1. Proses mengidentifikasikan suatu brand tertentu dalam pikiran konsumen guna
membedakan dengan produk lainnya (brand identity).
2. Perlahan membangun arti dari brand tersebut yang berhubungan dengan hal tangible
dan intangible dari brand tersebut (brand meaning).
3. Mengetahui bagaimana reaksi seseorang terhadap identifikasi brand tersebut (brand
responses).
4. Proses membangun hubungan yang baik atau loyalitas terhadap brand tersebut atas
dasar reaksi/respons seseorang (brand relationship).
Brand Image
Brand image yang positif dibuat oleh program pemasaran yang menghubungkan suatu
asosiasi brand yang kuat, disukai dan unik di dalam benak konsumen. Program komunikasi
pemasaran mencoba untuk menciptakan brand association yang kuat dan mengawasi dan efek
komunikasi melalui beberapa alat yang digunakan, seperti menggunakan komunikasikomunikasi
kreatif yang menyebabkan konsumen memiliki informasi tentang brand yang
terperinci dan mengakitkan secara benar pada pengetahuan yang ada.
Analisis Dan Perumusan Strategi Marketing.
Bentuk nyata dari konsep brand equity adalah terciptanya brand loyalty (kesetiaan
merek). Brand loyalty masuk ke dalam konsep ini karena: pertama, adanya nilai merek (brand
value) suatu perusahaan yang dibentuk dari kesetiaan para konsumennya. Kedua, kesetiaan
(loyalty) adalah asset yang mendorong apakah program membangun kesetiaan (loyaltybuilding
programs) dapat membantu menciptakan dan mempekuat brand equity.
Beberapa pengertian brand equity adalah:
1. Susanto dan Wijanarko (2004), ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan (p. 127).
2. East (1997), “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue” (p. 29).
Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan.
3. Kotler dan Armstrong (2004), “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service” (p. 292).
Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa.
Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.

Menurut Soehadi (2005), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
1. Leadership: kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
2. Stability: kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3. Market: kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4. Internationality: kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
5. Trend: merek menjadi semakin penting dalam industri.
6. Support: besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7. Protection: merek tersebut mempunyai legalitas (p. 147).
Menurut Susanto dan Wijanarko (2004) yang mengadaptasi teori Aaker, brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:
a. Brand awareness
Beberapa pengertian brand awareness adalah sebagai berikut:
° Brand awareness adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu.
° Menurut East (1997), “Brand awareness is the recognition and recall of a brand and its differentiation from other brands in the field”
Artinya brand awareness adalah pengakuan dan pengingatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan.
Jadi brand awareness adalah kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya.

Ada 4 tingkatan brand awareness yaitu:
1. Unaware of brand (tidak menyadari merek)
Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.
2. Brand recognition (pengenalan merek)
Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat seorang pembeli memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)
Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas produk.
Hal ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk memunculkan merek tersebut.
4. Top of mind (puncak pikiran)
Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan pengingatan dan orang tersebut dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek yang paling banyak disebutkan pertama kali merupakan puncak pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.
Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.

Sarana dan Tujuan Brand Building

Suatu merek yang baik wajib memiliki asosiasi merek yang disadari oleh
konsumen tentang asosiasi merek yang kuat, disukai dan unik. Customer Based
Brand Equity menyatakan bahwa pengetahuan merek (brand knowledge)
dibangun dari tiga unsur utama, yaitu:
a. Brand elements
b. Membangun program pemasaran
c. Mengembangkan asosiasi tambahan terhadap merek

Minggu, 02 September 2012

Konsep Diri

Konsep diri adalah salah satu bentuk jati diri, bagaimana kita harus mempersiapkan masa depan yang akan kita hadapi, bagaimana cara kita untuk melangkah agar tidak salah melangkah semua itu tercangkup dalam karakteristik, fisik, psikologis, emosional, sosial, apirasi, dan prestasi.

Konsep diri juga bisa sebagai penentu dalam tujuan hidup kita. Jika dalam pikiran kita apa yang kita inginkan , dapat berhasil, dengan atau tidak kalian sadari keberhasilan itu akan mengikuti usaha dari setiap usaha yang kalian lakukan.
Menurut William D. Brooks bahwa pengertian konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita . Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan.
Konsep dirididefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu.

            Beragam cara yang dapat kita lakukan untuk menentukan konsep diri kita, mulai dari cara pandang kita melihat lingkungan terdekatnya,jika suatu individu memposisikan dirinya akan gagal, maka keraguan akan datang menghantui kemudian keterpurukan dan gagal akan di dapati.  Sejak dinilah kita perlahan demi perlahan mulai memperbaiki agar tidak terjatuh kelubang yang sama.  Mindset yang baik, adalah bagaimana cara individu memposisikan dirinya sebagai pemain dalam permainan,apakah dia mau menjadi pemenang apa malah menjadi seorang loser. Welcome to the real world guys , hadapi dengan kematangan yang telah kalian dapati, mulailah dengan otak kritis kalian utntuk senantiasa  memikirkan fenomena alam dan hakikat tujuan hidup kita, sehingga setiap langkah kalian berdasarkan visi dan goal yang besar.

Dari wikipedia , dan buku Boy Only.